Saturday, February 9, 2013

Internist

Dari dulu aku ingin menjadi dokter.
Awalnya dokter gigi, sempat bertahan selama beberapa tahun.
Lalu perlahan impian yang satu itu pudar. Entah karena apa. Mungkin termakan waktu?

Tapi aku masih ingin menjadi dokter. Apalagi dokter bedah, atau Internist, atau spesialis kanker. Apapun yang susah dan di dalam tubuh manusia. Bedah itu seperti menjahit tapi lebih riskan. Mungkin.

Tapi, tapi.
Sekolah kedokteran? Mungkin susah, harus benar-benar fokus, bisa jadi meninggalkan semua yang aku sukai. Mungkin.

Pergi ke rumah sakit dengan bebasnya. Bertemu orang-orang yang pandangan hidupnya sudah berbeda dari mereka yang tenggelam di kesibukan sehari-hari. Jadi bagian hidup mereka yang berjuang untuk membuka mata esok hari. Ikut tersenyum di saat mereka pergi dengan bahagia.

Atau jadi pemegang takdir. Kesalahan fatalku. Bertemu keluarganya, dia yang begitu ingin kau selamatkan. Berusaha untuk tetap tegak saat bertemu mereka yang menangis. Tersenyum saat mereka bahkan tidak ingin kau melihat korbanmu kembali ke alam. Kembali menyongsong hari setelah masa-masa kelam. Rasanya berat.

Tapi.
Setiap jalan ada cabangnya, bukan? Setiap koin ada dua sisinya, bukan? Wajah manusia pun ada dua sisinya, bukan?

Jadi takdir itu fluktuatif? Kalau memang ada yang sedih, ada juga yang bahagia. Ya kerja keras saja, usaha agar yang bahagia itu tercapai.
Jangan bersender pada grafik yang fluktuatif saja.

Jadi dokter?
Mungkin sekolahnya lama sekali. Mungkin hidupnya akan terkekang sekali. Mungkin suksesnya jauh sekali. Mungkin hobinya tidak mungkin lagi.

Tapi, tapi.
Pergi ke mereka yang membutuhkan. Jadi bagian dari tawa bahagia mereka yang disembuhkan. Belajar melihat tegak antara hidup dan mati. Belajar untuk memohon maaf. Belajar untuk melepaskan. Membuat ikatan dengan mereka yang berbeda dari orang-orang di dasar kesibukan sehari-hari.

Untuk lebih menghargai hidup. Mungkin tidak hanya menjadi dokter, aku bisa menerbitkan buku-buku pencerahan sendiri setelah melihat dunia kedokteran. Untuk melihat apa yang mungkin tidak kita lihat, atau kita memilih untuk tidak memperhatikan.

Jadi dokter mungkin ada baiknya juga.

No comments:

Post a Comment